Sejatinya Bantar Gebang merupakan salah satu kecamatan di kota bekasi, provinsi jawa barat, Indonesia. Bantar gebang ini dijadikan sebagai tempat pembuangan akhir (TPA) untuk sampah - sampah di daerah DKI Jakarta dan sekitarnya. kawasan seluas 108 hektar ini dapat menampung hingga 200 ton kubik sampah perharinya, yang diangkut dengan menggunakan 900 unit truk sampah.
Tak banyak yang dapat dilihat dari kawasan ini, kecuali tumpukan sampah yang menggunung hingga mencapai ketinggian 12 meter dan truk - truk sampah yang lalu lalang setiap harinya. Bau busuk sampah yang sangat menyengat juga mewarnai kondisi bantar gebang yang sangat berantakan. Sampah memang hal yang tak dapat dihidari dari kehidupan manusia. Namun tidak semua sampah membawa dampak buruk bagi kehidupan manusia. Contohnya di bantar gebang ini, tupukan sampah yang menggunung dijadikan sebagai lahan mengais rezeki. "Kami hidup dari sampah - sampah ini..!!", ujar penduduk asli yang berprofesi sebagai pemulung.

Kondisi Masyarakat yang hidup di daerah Bantar Gebang sebagian besar adalah masyarakat yang kehidupannya serba berkekurangan dan bermata pencaharian sebagai pemulung, Hidup mereka hanya digantungkan pada sampah-sampah yang ada disekitar mereka. Namun tidak semudah yang dibayangkan, menjadi pemulung tidak begitu menghasilkan banyak keuntungan, sehingga banyak dari mereka yang hidup miskin dan melarat.


Kehidupan terus berjalan yang secara tidak langsung menuntun kita umat manusia agar tak berhenti berusaha. Dari kisah kehidupan Pak Rohimin, kita dapat memetik hikmah bahwa hidup harus selalu bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh-NYA . Jangan perah menyerah atas kesusahan yang sedang dialami "Karena hidup adalah perjuangan" .
0 komentar:
Posting Komentar
Tulis Komentar Mu